Memimpin pujian merupakan aspek
penting dalam ibadah gereja. Pemimpin pujian yang baik akan membuat Anda dan
seluruh jemaat lebih tergerak untuk berdoa dan menyanyikan pujian yang bermakna
dengan sepenuh hati.
Bagian 1 dari 3:
Mempersiapkan Diri Sebelum Ibadah
1.
Tentukan tujuan Anda. Pelajari
cara membawakan pujian yang baik dan yang kurang baik. Membawakan pujian
berarti memuji Tuhan dan sebagai pemimpin pujian, tugas utama Anda adalah
mengajak seluruh jemaat memuji Tuhan dengan bernyanyi dan berdoa bersama-sama.
• Fokuskan
perhatian kepada jemaat yang Anda pimpin agar mereka bisa bernyanyi dengan
baik, alih-alih hanya sibuk memperhatikan penampilan Anda sendiri di panggung.
• Membawakan
pujian bukanlah ajang pamer bakat atau membuat diri Anda terkesan hebat.
Walaupun Anda tidak berniat menyombongkan diri, waspadalah sebab hal ini bisa
muncul tanpa disadari.
2.
Berdoalah. Ucapkan terima kasih
kepada Tuhan atas kesempatan memimpin orang lain sehingga mereka bisa
memuji-Nya, mintalah bimbingan, kerendahan hati, dan kekuatan agar Anda bisa
memimpin pujian dengan baik.
• Saat
berdoa, mintalah beberapa hal berikut:
• Kemampuan
memahami lirik lagu yang akan dinyanyikan dan kemampuan menyampaikan pemahaman
ini
• Kemampuan
untuk mengasihi orang-orang yang Anda pimpin
• Kebijaksanaan
dalam memilih lagu dan ayat-ayat yang akan disampaikan selama memimpin pujian
• Kemampuan
untuk melakukan kebenaran sesuai lagu dan ucapan Anda
• Kerendahan
hati agar Anda mampu memimpin pujian yang memuliakan Tuhan, bukannya memuliakan
diri sendiri atau persekutuan
• Kemampuan
untuk membimbing para jemaat dalam persekutuan agar lebih dekat lagi dengan
Tuhan
3.
Siapkan pujian yang sesuai dengan
tema ibadah. Berkonsultasilah dengan pendeta tentang tema ibadah minggu ini dan
pilihlah lagu-lagu pujian yang sesuai dengan tema tersebut agar ibadah terasa
lebih khusyuk dan bermakna.
• Pilihlah
beberapa ayat kitab suci yang sesuai dengan lagu dan tema ibadah.
4.
Pilihlah lagu-lagu yang sudah
cukup dikenal oleh jemaat agar mereka bisa berpartisipasi aktif dengan ikut
bernyanyi saat Anda memimpin pujian. Mereka mungkin tidak mau bernyanyi jika
lagu yang Anda pilih membuat suasana ibadah kurang menyenangkan.
• Orang-orang
biasanya tidak mau menyanyikan lagu-lagu yang belum mereka kenal. Utamakan
lagu-lagu yang sudah dikenal oleh jemaat. Jika ingin menyanyikan lagu baru,
jadwalkan beberapa minggu yang akan datang agar mereka punya cukup waktu untuk
mempelajarinya.
• Beberapa
lagu bisa dibawakan oleh solois, tetapi ada juga lagu-lagu yang lebih cocok
dinyanyikan oleh grup. Lagu-lagu yang akan Anda bawakan saat memimpin pujian
haruslah lagu yang bisa dinyanyikan bersama oleh banyak orang.
• Rentang
nada (ambitus) yang mampu Anda nyanyikan mungkin sangat lebar, tetapi tidak
semua orang memiliki kemampuan yang sama. Pilihlah lagu dengan rentang nada
yang mudah dijangkau agar lebih banyak orang yang bisa ikut bernyanyi.
5.
Tentukan urutan lagunya. Anda
harus tahu berapa lagu yang perlu Anda siapkan. Beberapa gereja menerapkan
aturan tertentu selama ibadah berlangsung dan ada juga yang lebih fleksibel.
Bagaimanapun juga, Anda harus memilih lagu yang sesuai dengan peraturan ibadah
dan tentukan lagu yang tepat untuk setiap sesi selama ibadah berlangsung.
6.
Hafalkan lagunya. Pahami
baik-baik lirik lagu yang akan Anda nyanyikan. Hafalkan ayat-ayat yang akan
Anda sampaikan. Anda boleh meletakkan kitab suci atau teks lagu di depan Anda
selama ibadah, tetapi jangan mengandalkannya.
• Ketika
berlatih mengucapkan lirik lagu atau ayat kitab suci, berikan penekanan pada
kata kerja, bukan pada kata ganti orang, kata sifat, dan kata keterangan. Kata
kerja bisa menjelaskan tindakan dan maknanya dengan tepat. Oleh sebab itu,
berikan penekanan pada kata kerja agar Anda bisa mengungkapkan kebenaran dari
teks yang Anda ucapkan.
• Mempelajari
kata-kata yang akan Anda nyanyikan atau ucapkan sebelum ibadah membuat Anda
merasa lebih nyaman sewaktu bernyanyi di depan banyak orang sehingga Anda bisa
memimpin pujian dengan lebih natural.
7.
Berlatihlah. Mungkin Anda adalah
satu-satunya pemimpin pujian di gereja. Selain itu, mungkin Anda harus bekerja
sama dengan semua anggota tim pujian. Terlepas dari banyaknya orang yang akan
terlibat, Anda harus melatih semua lagu beberapa kali sebelum Anda nyanyikan di
gereja.
• Pastikan
setiap anggota tim pujian sudah tahu kapan lagu tertentu harus dinyanyikan.
Beri tahukan dahulu urutan lagunya agar mereka tidak kebingungan.
• Dengarkan
masukan dari setiap anggota tim pujian. Jika kesepakatan bersama bertentangan
dengan pendapat Anda, pertimbangkan lagi ide Anda dan gantilah lagunya jika
diperlukan.
8.
Berikan semangat kepada diri
sendiri sebelum ibadah. Memuji adalah hal yang bersifat spiritual, tetapi
sebagai makhluk fisik, Anda juga harus menjaga kondisi tubuh agar tetap kuat.
Berusahalah tidur malam yang cukup sebelum hari ibadah. Minum air putih dan
makan sarapan pagi secukupnya agar Anda bisa menjalankan tugas dengan baik
selama ibadah.
• Jika
Anda cenderung merasa tidak nyaman jika terlalu kenyang, makanlah secukupnya
agar tubuh Anda tetap berenergi dan jangan sampai membuat Anda merasa mual.
9.
Lakukan pemanasan sebelum
bertugas. Ajaklah anggota tim pujian berkumpul untuk berlatih singkat dan
melakukan pengecekan terakhir sebelum ibadah dimulai.
• Sebagai
pemimpin pujian, Anda harus sudah sampai di gereja setidaknya 15 menit sebelum
anggota tim pujian datang untuk latihan terakhir. Selama menunggu, periksalah
kesiapan peralatan audio agar berfungsi dengan baik, setemlah alat-alat musik
yang akan digunakan, dan aturlah lembaran lagu/catatan Anda agar semuanya
tertata rapi.[3]
Bagian 2 dari 3:
Memimpin Pujian Selama Ibadah
1.
Perhatikan bahasa tubuh Anda.
Tunjukkan semangat dan ketulusan melalui bahasa tubuh Anda. Meskipun memimpin
pujian bukan saat yang tepat untuk menampilkan diri sendiri, Anda harus
memiliki kemampuan menguasai panggung agar bisa menarik perhatian jemaat. Jika
Anda sendiri terkesan kurang antusias saat memimpin pujian, orang-orang yang
Anda pimpin mungkin akan cepat merasa bosan.
• Mintalah
bantuan seseorang untuk merekam saat Anda memimpin pujian. Tontonlah video ini
setelahnya dan perhatikan bahasa tubuh Anda. Amati gerakan yang terkesan
canggung atau mengganggu dan gerakan yang sudah baik.
• Perhatikan
penampilan Anda. Jagalah kebersihan tubuh, kenakan pakaian dan aksesori yang
rapi, sederhana, dan pantas.[4]
• Jagalah
postur tubuh yang baik dan lakukan kontak mata selama memimpin pujian.
Tersenyumlah di saat yang tepat dan bersikaplah ramah selama bertugas.
2.
Perhatikan para jemaat. Amati
suasana ibadah dan petunjuk yang mereka berikan selama Anda memimpin pujian
untuk melakukan penyesuaian. Bersiaplah melakukan perubahan kecil selama ibadah
jika diperlukan untuk menciptakan keselarasan selama ibadah.
• Jika
jemaat terlihat bosan atau bingung, mungkin mereka belum mengenal lagunya atau
masih belum merasa nyaman untuk ikut bernyanyi. Ajaklah mereka bernyanyi dengan
berkata, “Mari kita sama-sama memuji Tuhan.” Akan tetapi, jangan membuat mereka
merasa bersalah dengan berkata, “Saya tidak mendengar seorang pun ikut
bernyanyi bersama saya.”
• Masalah
teknik bisa menghambat penayangan lirik lagu di layar. Oleh sebab itu,
sempatkan melihat ke belakang sekali-sekali untuk memastikan bahwa semuanya
baik-baik saja.
3.
Bawakan pujian dengan sepenuh
hati. Cara paling mudah membawakan pujian dengan sepenuh hati adalah dengan
bernyanyi sepenuh hati. Berfokuslah pada kata-kata yang Anda nyanyikan dan
berbicaralah saat memimpin. Jemaat bisa merasakan jika Anda menjalankan tugas
tanpa ketulusan.
• Berusahalah
menggunakan bahasa tubuh dan bahasa verbal sesuai dengan tema lagu yang Anda
nyanyikan, tetapi jangan berlebihan. Tersenyumlah dan berjalan berkeliling saat
Anda menyanyikan lagu yang gembira. Bersikaplah lebih tenang saat membawakan
lagu yang serius atau reflektif. Jangan seperti sedang beraksi teatrikal.
Gerakan yang tepat bisa menjadi cara terbaik untuk menekankan pentingnya apa
yang Anda katakan.
4.
Jangan berlebihan. Berusahalah
agar jemaat tetap terlibat aktif selama sesi pujian. Mereka akan mulai melamun
ketika mendengar alunan musik instrumentalia yang terlalu lama. Meskipun Anda
menyukainya, jangan lakukan cara ini jika kurang mendukung suasana ibadah.
• Pertimbangkan
baik-baik kapan diperlukan musik instrumentalia dan jangan meniadakannya sama
sekali. Contohnya, musik interlud yang mendukung transisi lagu boleh Anda
pertahankan. Hilangkan atau persingkat alunan musik apabila aransemennya malah
mengganggu kelancaran sesi pujian.
5.
Berdoalah dan kutiplah ayat-ayat
kitab suci. Ayat-ayat yang akan Anda ucapkan harus dipilih dan dihafalkan
terlebih dahulu. Doa-doa boleh Anda tulis atau berdoa spontan jika cara ini
membuat doa Anda terasa lebih tulus.
• Sama
halnya dengan lagu dan ayat-ayat kitab suci, doa yang Anda bawakan juga harus
selaras dengan pesan atau ajaran yang akan disampaikan.
6.
Perhatikan pemimpin pujian yang
lain. Anda harus memberikan perhatian yang sama kepada pendeta yang sedang
berkhotbah atau orang lain yang sedang berbicara di mimbar. Anda adalah
pemimpin di gereja ketika sedang bertugas atau tidak. Jadi, tindakan Anda akan
diperhatikan oleh semua jemaat, sekalipun Anda tidak sedang bernyanyi atau
berbicara.
7.
Bersikaplah apa adanya. Walaupun
Anda dituntut untuk mengesampingkan kepentingan pribadi, jangan memaksakan diri
jika cara ini kurang nyaman bagi Anda. Ketika Anda sedang sedih, bawakan pujian
dengan gaya yang lebih tenang. Jika Anda sedang bersemangat, bagikan semangat
Anda.
• Bersikap
apa adanya bisa membantu, tetapi jangan hanya berfokus kepada diri sendiri
selama Anda memimpin jemaat menyanyikan pujian. Alih-alih mengatakan, “Aku sedang
menghadapi masalah”, tunjukkan bahwa ada saat tertentu yang membuat kita sulit
menyanyikan pujian. Namun, katakan juga bahwa kita harus tetap memuji Tuhan,
bagaimanapun keadaannya.
Bagian 3 dari 3:
Melakukan Refleksi Setelah
IbadahSunting
1.
Berdoalah dengan khusyuk sekali
lagi. Doa merupakan hal terpenting dalam melaksanakan tugas ini. Bersyukurlah
kepada Tuhan setelah ibadah selesai, sekalipun hasilnya belum sesuai dengan apa
yang Anda inginkan. Mintalah bimbingan-Nya selama Anda melakukan refleksi dan
membuat rencana untuk ibadah berikutnya.
2.
Buatlah catatan. Setelah ibadah
selesai, catatlah apa yang Anda anggap baik dan kurang baik sebagai bahan
pertimbangan untuk merencanakan sesi pujian berikutnya.
• Ada
beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, misalnya artikulasi, volume suara, dan
nada suara. Anda baru bisa mengenali seperti apa suara Anda sendiri di dalam
ruang ibadah apabila sudah pernah memimpin pujian satu atau dua kali. Sesuaikan
volume suara Anda untuk menghindari munculnya gema atau mengatasi akustik
ruangan yang kurang baik.
• Jika
orang lain memberikan kritik atau saran kepada Anda, dengarkan dengan rendah
hati dan berpikiran terbuka. Ada nasihat yang sulit diterapkan, tetapi ada juga
yang bermanfaat. Anda harus bisa membedakan antara kritik yang membangun dan
kritik yang menjatuhkan secara objektif.
3.
Lupakan kesalahan di masa lalu.
Belajar dari kesalahan dan kegagalan adalah hal yang baik. Memikirkan masalah
tersebut terus-menerus dan selalu berpikiran negatif bukanlah hal yang
bermanfaat. Pikirkan cara memperbaiki kesalahan yang pernah Anda lakukan dan
lupakan saja sambil bertekad untuk menghindarinya.
• Kekurangan
dan kesalahan bisa mengingatkan Anda agar tetap menjadi pribadi yang rendah
hati. Ketidaksempurnaan bisa juga mengingatkan para jemaat bahwa semua orang
adalah manusia biasa. Jika Anda mampu menerima kekurangan diri sendiri dengan
berjiwa besar, Anda bisa mendorong jemaat yang Anda pimpin agar mereka mau
melakukan hal yang sama.