”Maka
aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di
tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah
disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh
Allah yang diutus ke seluruh bumi.” (Wahyu 5:6).
Ayat di atas menyatakan
kepada bahwa yang dilihat oleh rasul Yohanes dalam Roh Kudus adalah
Tuhan Yesus Kristus.
Di tengah-tengah takhta
dan keempat makhluk dan di tengah-tengah tua-tua menyatakan kepada
kita bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Allah Yang Maha Kuasa, pusat
segala pujian dan penyembahan dalam Sorga.
Seekor Anak Domba
seperti telah disembelih, berdiri. Hal ini menyatakan kepada kita
bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
seluruh dunia. Karena itu biarlah kita tetap pandang Tuhan Yesus
Kristus. Tuhan Yesus Kristus berdiri menyatakan kepada kita bahwa Dia
adalah kebangkitan dan hidup, Dia telah mati bagi kita untuk menebus
dosa-dosa kita. Sebab tidak ada pengampunan dosa di luar Tuhan Yesus
Kristus, yang menyelamatkan kita dari murka Allah Yang Maha Kuasa,
dari Hakim Yang Adil pada hari kiamat. Anak Domba itu seperti telah
disembelih, menyatakan kepada kita bahwa pengorbanan Tuhan Yesus
Kristus adalah kekal selama-lamanya. Dan hanya korban Tuhan Yesus
Kristus sajalah yang berkenan kepada Bapa di Sorga, sehingga
barangsiapa di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka dia mendapat anugrah
hidup kekal dalam Sorga yang mulia.
Tuhan Yesus Kristus
bertanduk tujuh, menyatakan kepada kita, bahwa Dia adalah Penasihat
Ajaib, Allah Yang Maha Bijaksana. Yang memerintah alam semesta dengan
sempurna. Pemerintahan-Nya adalah kekal selamanya.
Tuhan Yesus Kristus
bermata tujuh, menyatakan kepada kita, bahwa Dia adalah Pembaptis
dengan Roh Kudus dan dengan api. Dan tidak ada yang tersembunyi di
hadapan Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus Kristus adalah Allah Yang
Maha Tahu dan Yang Maha Kudus.
“Maka
aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam,
sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi
hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya
bagaikan darah. Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi
bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia
digoncang angin yang kencang. Maka menyusutlah langit bagaikan
gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan
pulau-pulau dari tempatnya. Dan raja-raja di bumi dan
pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta
orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi
ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. Dan mereka
berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu:
"Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia,
yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat
bertahan?” (Wahyu 6:12-17).