“Dan
ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi
senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.” (Wahyu 8:1).
Firman
Tuhan Yesus Kristus dalam Wahyu
8:1
di atas menyatakan kepada kita bahwa Sorga menjadi sunyi senyap,
yaitu semua menjadi berdiam diri, tenang dan hening. Inilah saat
dimana terjadi pernikahan antara Kristus dengan Gereja-Nya yang
sempurna sama seperti Dia. Inilah tanda penghormatan yang agung dan
mulia terhadap pernikahan Kristus dengan Gereja-Nya. Inilah sukacita
ganti salib yang
disediakan bagi Anak Domba Allah, Yesus Kristus Tuhan kita, Allah
Yang Maha Kuasa. Inilah kegenapan dari Firman Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dan bagi Gereja Tuhan Yesus Kristus, maka pernikahan Kristus dengan
Gereja-Nya adalah suatu tempat perhentian. Sebab Gereja Tuhan Yesus
Kristus adalah orang-orang yang senantiasa berdiam diri dekat dengan
Tuhan Yesus Kristus yang telah menebus dosa mereka dan menyelamatkan
mereka dari hukuman kekal. “Sebab
mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut
dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk
melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan
kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari
antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka
yang akan datang.”
(1 Tesalonika 1:9-10).
Sekalipun
di sekeliling mereka goyah dan kerusakan yang dahsyat melanda seluruh
muka bumi, namun mereka tenang, aman dan sentosa di dalam Tuhan.
Sebab kita yang adalah Gereja Tuhan Yesus Kristus adalah orang-orang
yang dekat dengan Tuhan dan terus mendengarkan Firman-Nya. “Hanya
dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.”
(Mazmur 62:2). Dan
hanya di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus saja, kita alami ketenangan
yang sejati. “Pada
hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai
Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. TUHAN Allahmu ada di
antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang
karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya,
Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai.”
(Zefanya 3:16-17).
Kiranya mata kita tetap tertuju kepada Tuhan Yesus
Kristus yang memimpin kita di dalam iman dan yang membawa iman kita
itu kepada kesempurnaan. “Marilah
kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang
memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada
kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib
ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di
sebelah kanan takhta Allah.”
(Ibrani 12:2).