“Maka
dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari
lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa
menjadi gelap oleh asap lobang itu. Dan dari asap itu berkeluaranlah
belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama
seperti kuasa kalajengking-kalajeng di bumi. Dan kepada mereka
dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi
atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia
yang tidak memakai meterai Allah di dahinya. Dan mereka diperkenankan
bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka
lima bulan lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking,
apabila ia menyengat manusia. Dan pada masa itu orang-orang akan
mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan
ingin mati, tetapi maut lari dari mereka.” (Wahyu 9:2-6).
Inilah
yang terjadi kepada orang-orang yang tidak memakai meterai Allah di
dahinya. Yaitu orang-orang yang tetap menolak untuk beriman kepada
Tuhan Yesus Kristus. Yaitu mereka yang menghujat Tuhan Yesus Kristus
dan Gereja-Nya. Mereka disiksa selama lima bulan. Dan siksaan itu
seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia. Hanya
manusia saja yang disiksa. Sehingga mereka mencari maut dan ingin
mati, tetapi maut lari dari orang-orang yang tidak memakai meterai
Tuhan Yesus Kristus di dahinya tersebut. Tidak ada kematian selama
lima bulan masa siksaan sengatan belalang-belalang dengan kuasa
kalajengking tersebut. Dalam kegelapan, siksaan itu berlangsung atas
mereka. Sedangkan Gereja Tuhan yang tidak sempurna ketika
belalang-belalang tersebut keluar untuk menyiksa, telah mati karena
dibunuh oleh naga yang mengejar dan memerangi dan membunuh mereka.
“Dan
ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia
memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.” (Wahyu
12:13).
Karena itu sebagai Gereja Tuhan Yesus Kristus, kita diingatkan untuk
hidup dalam Roh Kudus dan Firman Tuhan. Kita berlindung dalam naungan
Tuhan Yesus Kristus, Allah Yang Maha Tinggi.
“Orang
yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan
Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku
dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." Sungguh,
Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari
penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi
engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya
ialah perisai dan pagar tembok. Engkau tak usah takut terhadap
kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang,
terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap
penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. Walau seribu orang
rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu
tidak akan menimpamu. Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri
dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik.” (Mazmur
91:1-8).