Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Yahweh telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Putra Yahweh?

Sunday, June 2, 2019

CARA MEMIMPIN PUJIAN


Cara Memimpin Pujian

Memimpin pujian merupakan aspek penting dalam ibadah gereja. Pemimpin pujian yang baik akan membuat Anda dan seluruh jemaat lebih tergerak untuk berdoa dan menyanyikan pujian yang bermakna dengan sepenuh hati.


Bagian 1 dari 3:
Mempersiapkan Diri Sebelum Ibadah
1.
Tentukan tujuan Anda. Pelajari cara membawakan pujian yang baik dan yang kurang baik. Membawakan pujian berarti memuji Tuhan dan sebagai pemimpin pujian, tugas utama Anda adalah mengajak seluruh jemaat memuji Tuhan dengan bernyanyi dan berdoa bersama-sama.
             Fokuskan perhatian kepada jemaat yang Anda pimpin agar mereka bisa bernyanyi dengan baik, alih-alih hanya sibuk memperhatikan penampilan Anda sendiri di panggung.
             Membawakan pujian bukanlah ajang pamer bakat atau membuat diri Anda terkesan hebat. Walaupun Anda tidak berniat menyombongkan diri, waspadalah sebab hal ini bisa muncul tanpa disadari.

2.           
Berdoalah. Ucapkan terima kasih kepada Tuhan atas kesempatan memimpin orang lain sehingga mereka bisa memuji-Nya, mintalah bimbingan, kerendahan hati, dan kekuatan agar Anda bisa memimpin pujian dengan baik.
             Saat berdoa, mintalah beberapa hal berikut:
             Kemampuan memahami lirik lagu yang akan dinyanyikan dan kemampuan menyampaikan pemahaman ini
             Kemampuan untuk mengasihi orang-orang yang Anda pimpin
             Kebijaksanaan dalam memilih lagu dan ayat-ayat yang akan disampaikan selama memimpin pujian
             Kemampuan untuk melakukan kebenaran sesuai lagu dan ucapan Anda
             Kerendahan hati agar Anda mampu memimpin pujian yang memuliakan Tuhan, bukannya memuliakan diri sendiri atau persekutuan
             Kemampuan untuk membimbing para jemaat dalam persekutuan agar lebih dekat lagi dengan Tuhan

3.           
Siapkan pujian yang sesuai dengan tema ibadah. Berkonsultasilah dengan pendeta tentang tema ibadah minggu ini dan pilihlah lagu-lagu pujian yang sesuai dengan tema tersebut agar ibadah terasa lebih khusyuk dan bermakna.
             Pilihlah beberapa ayat kitab suci yang sesuai dengan lagu dan tema ibadah.

4.           
Pilihlah lagu-lagu yang sudah cukup dikenal oleh jemaat agar mereka bisa berpartisipasi aktif dengan ikut bernyanyi saat Anda memimpin pujian. Mereka mungkin tidak mau bernyanyi jika lagu yang Anda pilih membuat suasana ibadah kurang menyenangkan.
             Orang-orang biasanya tidak mau menyanyikan lagu-lagu yang belum mereka kenal. Utamakan lagu-lagu yang sudah dikenal oleh jemaat. Jika ingin menyanyikan lagu baru, jadwalkan beberapa minggu yang akan datang agar mereka punya cukup waktu untuk mempelajarinya.
             Beberapa lagu bisa dibawakan oleh solois, tetapi ada juga lagu-lagu yang lebih cocok dinyanyikan oleh grup. Lagu-lagu yang akan Anda bawakan saat memimpin pujian haruslah lagu yang bisa dinyanyikan bersama oleh banyak orang.
             Rentang nada (ambitus) yang mampu Anda nyanyikan mungkin sangat lebar, tetapi tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama. Pilihlah lagu dengan rentang nada yang mudah dijangkau agar lebih banyak orang yang bisa ikut bernyanyi.

5.           
Tentukan urutan lagunya. Anda harus tahu berapa lagu yang perlu Anda siapkan. Beberapa gereja menerapkan aturan tertentu selama ibadah berlangsung dan ada juga yang lebih fleksibel. Bagaimanapun juga, Anda harus memilih lagu yang sesuai dengan peraturan ibadah dan tentukan lagu yang tepat untuk setiap sesi selama ibadah berlangsung.

6.           
Hafalkan lagunya. Pahami baik-baik lirik lagu yang akan Anda nyanyikan. Hafalkan ayat-ayat yang akan Anda sampaikan. Anda boleh meletakkan kitab suci atau teks lagu di depan Anda selama ibadah, tetapi jangan mengandalkannya.
             Ketika berlatih mengucapkan lirik lagu atau ayat kitab suci, berikan penekanan pada kata kerja, bukan pada kata ganti orang, kata sifat, dan kata keterangan. Kata kerja bisa menjelaskan tindakan dan maknanya dengan tepat. Oleh sebab itu, berikan penekanan pada kata kerja agar Anda bisa mengungkapkan kebenaran dari teks yang Anda ucapkan.
             Mempelajari kata-kata yang akan Anda nyanyikan atau ucapkan sebelum ibadah membuat Anda merasa lebih nyaman sewaktu bernyanyi di depan banyak orang sehingga Anda bisa memimpin pujian dengan lebih natural.

7.           
Berlatihlah. Mungkin Anda adalah satu-satunya pemimpin pujian di gereja. Selain itu, mungkin Anda harus bekerja sama dengan semua anggota tim pujian. Terlepas dari banyaknya orang yang akan terlibat, Anda harus melatih semua lagu beberapa kali sebelum Anda nyanyikan di gereja.
             Pastikan setiap anggota tim pujian sudah tahu kapan lagu tertentu harus dinyanyikan. Beri tahukan dahulu urutan lagunya agar mereka tidak kebingungan.
             Dengarkan masukan dari setiap anggota tim pujian. Jika kesepakatan bersama bertentangan dengan pendapat Anda, pertimbangkan lagi ide Anda dan gantilah lagunya jika diperlukan.

8.           
Berikan semangat kepada diri sendiri sebelum ibadah. Memuji adalah hal yang bersifat spiritual, tetapi sebagai makhluk fisik, Anda juga harus menjaga kondisi tubuh agar tetap kuat. Berusahalah tidur malam yang cukup sebelum hari ibadah. Minum air putih dan makan sarapan pagi secukupnya agar Anda bisa menjalankan tugas dengan baik selama ibadah.
             Jika Anda cenderung merasa tidak nyaman jika terlalu kenyang, makanlah secukupnya agar tubuh Anda tetap berenergi dan jangan sampai membuat Anda merasa mual.

9.           
Lakukan pemanasan sebelum bertugas. Ajaklah anggota tim pujian berkumpul untuk berlatih singkat dan melakukan pengecekan terakhir sebelum ibadah dimulai.
             Sebagai pemimpin pujian, Anda harus sudah sampai di gereja setidaknya 15 menit sebelum anggota tim pujian datang untuk latihan terakhir. Selama menunggu, periksalah kesiapan peralatan audio agar berfungsi dengan baik, setemlah alat-alat musik yang akan digunakan, dan aturlah lembaran lagu/catatan Anda agar semuanya tertata rapi.[3]


Bagian 2 dari 3:
Memimpin Pujian Selama Ibadah

1.           
Perhatikan bahasa tubuh Anda. Tunjukkan semangat dan ketulusan melalui bahasa tubuh Anda. Meskipun memimpin pujian bukan saat yang tepat untuk menampilkan diri sendiri, Anda harus memiliki kemampuan menguasai panggung agar bisa menarik perhatian jemaat. Jika Anda sendiri terkesan kurang antusias saat memimpin pujian, orang-orang yang Anda pimpin mungkin akan cepat merasa bosan.
             Mintalah bantuan seseorang untuk merekam saat Anda memimpin pujian. Tontonlah video ini setelahnya dan perhatikan bahasa tubuh Anda. Amati gerakan yang terkesan canggung atau mengganggu dan gerakan yang sudah baik.
             Perhatikan penampilan Anda. Jagalah kebersihan tubuh, kenakan pakaian dan aksesori yang rapi, sederhana, dan pantas.[4]
             Jagalah postur tubuh yang baik dan lakukan kontak mata selama memimpin pujian. Tersenyumlah di saat yang tepat dan bersikaplah ramah selama bertugas.

2.           
Perhatikan para jemaat. Amati suasana ibadah dan petunjuk yang mereka berikan selama Anda memimpin pujian untuk melakukan penyesuaian. Bersiaplah melakukan perubahan kecil selama ibadah jika diperlukan untuk menciptakan keselarasan selama ibadah.
             Jika jemaat terlihat bosan atau bingung, mungkin mereka belum mengenal lagunya atau masih belum merasa nyaman untuk ikut bernyanyi. Ajaklah mereka bernyanyi dengan berkata, “Mari kita sama-sama memuji Tuhan.” Akan tetapi, jangan membuat mereka merasa bersalah dengan berkata, “Saya tidak mendengar seorang pun ikut bernyanyi bersama saya.”
             Masalah teknik bisa menghambat penayangan lirik lagu di layar. Oleh sebab itu, sempatkan melihat ke belakang sekali-sekali untuk memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.

3.           
Bawakan pujian dengan sepenuh hati. Cara paling mudah membawakan pujian dengan sepenuh hati adalah dengan bernyanyi sepenuh hati. Berfokuslah pada kata-kata yang Anda nyanyikan dan berbicaralah saat memimpin. Jemaat bisa merasakan jika Anda menjalankan tugas tanpa ketulusan.
             Berusahalah menggunakan bahasa tubuh dan bahasa verbal sesuai dengan tema lagu yang Anda nyanyikan, tetapi jangan berlebihan. Tersenyumlah dan berjalan berkeliling saat Anda menyanyikan lagu yang gembira. Bersikaplah lebih tenang saat membawakan lagu yang serius atau reflektif. Jangan seperti sedang beraksi teatrikal. Gerakan yang tepat bisa menjadi cara terbaik untuk menekankan pentingnya apa yang Anda katakan.

4.           
Jangan berlebihan. Berusahalah agar jemaat tetap terlibat aktif selama sesi pujian. Mereka akan mulai melamun ketika mendengar alunan musik instrumentalia yang terlalu lama. Meskipun Anda menyukainya, jangan lakukan cara ini jika kurang mendukung suasana ibadah.
             Pertimbangkan baik-baik kapan diperlukan musik instrumentalia dan jangan meniadakannya sama sekali. Contohnya, musik interlud yang mendukung transisi lagu boleh Anda pertahankan. Hilangkan atau persingkat alunan musik apabila aransemennya malah mengganggu kelancaran sesi pujian.

5.           
Berdoalah dan kutiplah ayat-ayat kitab suci. Ayat-ayat yang akan Anda ucapkan harus dipilih dan dihafalkan terlebih dahulu. Doa-doa boleh Anda tulis atau berdoa spontan jika cara ini membuat doa Anda terasa lebih tulus.
             Sama halnya dengan lagu dan ayat-ayat kitab suci, doa yang Anda bawakan juga harus selaras dengan pesan atau ajaran yang akan disampaikan.

6.           
Perhatikan pemimpin pujian yang lain. Anda harus memberikan perhatian yang sama kepada pendeta yang sedang berkhotbah atau orang lain yang sedang berbicara di mimbar. Anda adalah pemimpin di gereja ketika sedang bertugas atau tidak. Jadi, tindakan Anda akan diperhatikan oleh semua jemaat, sekalipun Anda tidak sedang bernyanyi atau berbicara.

7.           
Bersikaplah apa adanya. Walaupun Anda dituntut untuk mengesampingkan kepentingan pribadi, jangan memaksakan diri jika cara ini kurang nyaman bagi Anda. Ketika Anda sedang sedih, bawakan pujian dengan gaya yang lebih tenang. Jika Anda sedang bersemangat, bagikan semangat Anda.
             Bersikap apa adanya bisa membantu, tetapi jangan hanya berfokus kepada diri sendiri selama Anda memimpin jemaat menyanyikan pujian. Alih-alih mengatakan, “Aku sedang menghadapi masalah”, tunjukkan bahwa ada saat tertentu yang membuat kita sulit menyanyikan pujian. Namun, katakan juga bahwa kita harus tetap memuji Tuhan, bagaimanapun keadaannya.


Bagian 3 dari 3:
Melakukan Refleksi Setelah IbadahSunting

1.           
Berdoalah dengan khusyuk sekali lagi. Doa merupakan hal terpenting dalam melaksanakan tugas ini. Bersyukurlah kepada Tuhan setelah ibadah selesai, sekalipun hasilnya belum sesuai dengan apa yang Anda inginkan. Mintalah bimbingan-Nya selama Anda melakukan refleksi dan membuat rencana untuk ibadah berikutnya.

2.           
Buatlah catatan. Setelah ibadah selesai, catatlah apa yang Anda anggap baik dan kurang baik sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan sesi pujian berikutnya.
             Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, misalnya artikulasi, volume suara, dan nada suara. Anda baru bisa mengenali seperti apa suara Anda sendiri di dalam ruang ibadah apabila sudah pernah memimpin pujian satu atau dua kali. Sesuaikan volume suara Anda untuk menghindari munculnya gema atau mengatasi akustik ruangan yang kurang baik.
             Jika orang lain memberikan kritik atau saran kepada Anda, dengarkan dengan rendah hati dan berpikiran terbuka. Ada nasihat yang sulit diterapkan, tetapi ada juga yang bermanfaat. Anda harus bisa membedakan antara kritik yang membangun dan kritik yang menjatuhkan secara objektif.

3.           
Lupakan kesalahan di masa lalu. Belajar dari kesalahan dan kegagalan adalah hal yang baik. Memikirkan masalah tersebut terus-menerus dan selalu berpikiran negatif bukanlah hal yang bermanfaat. Pikirkan cara memperbaiki kesalahan yang pernah Anda lakukan dan lupakan saja sambil bertekad untuk menghindarinya.
             Kekurangan dan kesalahan bisa mengingatkan Anda agar tetap menjadi pribadi yang rendah hati. Ketidaksempurnaan bisa juga mengingatkan para jemaat bahwa semua orang adalah manusia biasa. Jika Anda mampu menerima kekurangan diri sendiri dengan berjiwa besar, Anda bisa mendorong jemaat yang Anda pimpin agar mereka mau melakukan hal yang sama.


No comments:

Post a Comment